Perkembangan Teori Ekonomi Neoklasik dan Teori Kontemporer
PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI
NEOKLASIK DAN KONTEMPORER
TEORI EKONOMI
NEOKLASIK
Menurut
Robert Solow, Joseph Schumpeter dan Harrod-Domar. Teori pertumbuhan
ekonomi neo klasik ini adalah perluasan dari teori pertumbuhan ekonomi klasik.
Tokoh tokoh di dalam teori ekonomi neo klasik ini adalah ketiga orang yang
telah disebutkan diatas. Setelah sebelumnya membahas mengenai teori pertumbuhan
ekonomi klasik maka sekarang akan membahas perluasan dari pertumbuhan ekonomi
klasik yaitu neo klasik. Semoga dengan mempelajari mengenai teori ini maka
pengetahuan kita mengenai ekonomi akan bertambah, begitu pun dengan wawasan
yang kita miliki. Dan berikut adalah penjelasan mengenai pertumbuhan ekonomi
neo klasik.
1.
Robert
Solow : Robert solow disini menggambarkan terhadap pengaruh populasi, tabungan
dan juga teknologi mempengaruhi terhadap tingkat output dan juga pertumbuhan
ekonomi. Dan di jangka panjang, tingkat tabungan bisa menentukan modal di dalam
proses produksi. Yang artinya, Bahwa semakin tinggi tabungan maka semakin
tinggi pula modal dan juga output yang dihasilkan. Dan berikut adalah bentuk
persamaannya : Q = f (C,L) Keterangan :
·
Q = jumlah
output
·
f = fungsi
·
C = modal
·
L = tenaga
kerja
2. Joseph Schumpeter : Joseph
Schumpeter menjelaskan bahwasanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ini
diperlukan peran dari para pengusaha yang bisa membuat inovasi di dalam
perekonomian. Para pengusaha ini mempunyai modal yang selanjutnya akan di investasikan
untuk kegiatan ekonomi. Dan hal ini tentunya akan menambah tingkat konsumsi
masyarakat dan pendapatan sehingga terjadilah pertumbahan ekonomi. Di dalam
proses inovasi teori schumpter ini ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :
Laba/keuntungan sebagai modal, Pemanfaatan teknologi-teknologi baru dan Proses
Meniru (imitasi) dari para pengusaha yang lebih maju.
3. Harrod-Domar :
Harrod-domar mengatakan tentang bagaimana caranya agar suatu perekonomian
tumbuh pada tahap yang steady growth (teguh) dalam jangka panjang. Dan teori
pertumbuhan ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara agar kapasitas barang
dan modal bertambah. Menurut Harrod-domar untuk bisa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang steady growth dalam jangka panjang, maka dieprlukan pertambahan
pengeluaran agregat. dan ini adalah rumus pertumbuhan ekonomi menurut
harrod-domar :
S
Growth = —————
COR
Growth = —————
COR
Keterangan :
- Growth = Pertumbuhan ekonomi
- S = Saving
- COR = Capital Output Ratio
Demikian itu lah penjabaran mengenai materi Teori
Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik ini. Semoga dengan penjabaran dan uraian
mengenai teori neo klasik ini bisa menambah wawasan dan juga pengetahuan kita
semua. Sehingga kita bisa lebih memahami apa itu ekonomi dan bagaimana caranya
agar ekonomi negara atau masyarakat meningkat. teori teori ekonomi ini tentunya
berguna sekali, karena bisa dipraktekan langsung di lapangan, terutama untuk
orang yang memiliki perusahaan. Semoga uraian diatas bermanfaat bagi kita
semua, khususnya penulis. Demikian lah penjelasan teori neo klasik ini.
TEORI EKONOMI KONTEMPORER
1. Teori Sistem
Dalam memahami
teori organisasi kontemporer, kita perlu melihat kembali sejarah yang terjadi
sejak perang dunia II berakhir hingga menuju akhir perang dingin. Semenjak
tahun 1950-an, perkembangan teknologi yang pesat telah banyak membawa pengaruh
terhadap perkembangan organisasi.
Para ahli teori organisasi pada masa
itu melihat organisasi dari dua sudut pandang. Pertama, sudut pandang yang
melihat organisasi sebagai satu kesatuan unit yag memiiki suatu tujuan. Kedua,
pendekatan yang melihat hubungan antarelemen, baik yang ada di dalam
organisasi, maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Suatu sistem merupakan suatu
keseluruhan yang terorganisasi secara teratur, dari dua atau lebih komponen,
bagian atau subsistem yang paling berhubungan, yang berada dalam suatu
lingkungan tertentu.
Sistem pada dasarnya memiliki
karakteristik umum sebagai berikut.
a. Sistem, sebagaimana didefenisikan
di atas, memiliki bagian-bagian.
b. Suatu sistem dapat tersusun dari
beberapa subsistem, suatu subsistem dapat pula tersusun dari beberapa
sub-subsistem.
c. Setiap sistem memiliki tujuan,
proses, norma, perangkat peran, serta strukturnya sendiri.
d. Sistem pada dasarnya bersifat
terbuka (open sistem).
Melihat organisasi sebagai suatu
sistem, di dalamnya terdapat paling tidak tiga subsistem, yaitu (1) subsistem
teknis, (2) subsistem sosial, (3) subsistem kekuasaan.
Ketiga subsistem
tersubut tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Selain itu, tiap
subsistem ini saling tergantung dan menjadi bagian dari sistem yang lebih
besar, yaitu organisasi. Teori sistem berkembang tidak hanya sebagai apresiasi
terhadap bagaimana fungsi-fungsi organisasi berkembang tetapi juga memahami
bagaimana organisasi berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam pandangan teori
sistem, organisasi merupakan suatu sistem dari berbagai sumber daya yang
dikombinasikan dalam suatu susunan tertentu untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dalam
pandangan teori sistem, suatu sistem dapat dipilah menjadi dua yaitu sistem
tertutup ( closed system ) dan sistem terbuka ( open system ). Suatu sistem
tertutup merupakan suatu sistem yang beroperasi tanpa adanya pengaruh dari
lingkungannya. Sedangkan sistem terbuka melihat adanya pengaruh timbal balik
antara organisasi dengan lingkungannya.Pendekatan sistem memberikan sumbangan
yang besar dalam evolusi perkembangan teori organisasi modern. Perkembangan
teori sistem sebagai teori organisasi modern yang dikenal dengan teori sistem
umum atau General System Theori yang dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy
dan Kenneth Booulding. Pada prinsipnya, General System Theori menggunakan
sistem sebagai dasar pemahamannya terhadap fenomena organisasi dan tidak hanya
memahami bagaimana organisasi berfungsi, tetapi juga memahami bagaimana
organisasi berinteraksi dengan lingkungannya. Beberapa inti dari General System
Theori ini antara lain meliputi;
a. Bagian dari sistem
Organisasi sebagai suatu sistem memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1) Individu dalam organisasi
2) Aspek formal dari organisasi
3) Aspek informal dari organisasi
4) Status dan peran dalam organisasi
5) Lingkungan fisik organisasi
1) Individu dalam organisasi
2) Aspek formal dari organisasi
3) Aspek informal dari organisasi
4) Status dan peran dalam organisasi
5) Lingkungan fisik organisasi
b. Hubungan antarbagian dari sistem
Sebagai suatu sistem, bagian-bagian
dari organisasi saling berhubungan satu sama lain.
c. Proses saling berhubungan
antarbagian
Bekerjanya masing-masing bagian dan
saling hubungan antar bagian dalam organisasi itu menunjuk pada suatu proses
yang saling berkaitan (link processes).
d. Tujuan dari sistem
Setiap sistem senantiasa memiliki
tujuan tertentu, demikian juga organisasi sebagai suatu sistem juga memiliki
tujuan tertentu.
Teori ini juga
meliahat arti penting dari pengawasan atau kontrol sebagai mekanisme untuk
menciptakan keseimbangan dari organisasi. Pelaksanaan dari fungsi pengawasan
atau kontrol ini nampak secara jelas dalam konsep cybernetics, salah satu
komponen yang penting dari teori sistem.
2. Teori Contingency
Teori Contingency
dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh pendekatan sistem.
Teori Contingency melihat teori organisasi sudah seharusnya berlandaskan pada
konsep sistem yang terbuka (open system concept). Ini merupakan pandangan yang
berbeda dari pandangan para ahli teori klasik yang melihat organisasi merupakan
suatu sistem yang tertutup. Inti dari Teori Contingency ini pada dasarnya terletak
pada pandangannya dalam melihat hubungan antar organisasi dan hubungan antara
organisasi dengan lingkungannya. Menurut teori ini, hubungan antara satu
organisasi dengan lainnya maupun dengan lingkungannya secara keseluruhan,
sangat tergantung pada situasi (depends on the situations). Tokoh utama teori Contingency adalah Woodward melalui
studinya mengenai efek/dampak dari teknologi terhadap organisasi. Karena
kontribusinya ini, woodward ditetapkan sebagai salah satu dari sedikit ahli
teori organisasi dan peneliti yang telah memberikan dorongan bagi perkembangan
teori organisasi secara umum, serta peletak dasar studi organisasi sebagai
suatu studi yang bersifat ilmiah. Selain woodward, tokoh teori Contingency
lainnya adalah Jay Galbraith, James D. Thomson, dan Jay W. Lorsch dan paul L.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar